MENANTI KEADILAN
Semua manusia boleh berbicara, dan bertindak apa saja, tetapi itu semuanya akan diminta pertanggungan jawabnya oleh Yang Maha Kuasa. Sehingga mempertaruhkan hidup diatas kebebasan tanpa batas, sesungguhnya itu merupakan satu jalan memperberat tanggung jawab. Karena koridor yang telah ditetapi untuk mengukur bicara, dan tingkah laku yang sudah terabaikan. Maka konsekuensi logis dari itu semuanya adalah menambah beban penderitaan dalam mempertanggungjawabkannya.
Memang memilih yang baik (hasanah) dari yang buruk (sayyiat), dari yang benar (haq) dengan salah (bathil) itu bukan merupakan persoalan yang mudah seperti membalik telapak tangan. Perlu waktu proses dan hasil yang menyita banyak energi baik material maupun spiritual, yang ini terkadang tidak dipahami oleh kebanyakan orang. Sehingga yang datang adalah hujatan, caci maki, penghinaan dan fitnah atas perilaku seseorang yang belum tentu bersalah. Sehingga dalam perspektif hukum, lebih baik membebaskan seribu orang yang bersalah daripada menghukum satu orang yang tidak bersalah, artinya jangan pernah menimpahkan sangsi pada orang yang tak bersalah, tetapi kalau memaafkan orang yang bersalah itu lebih baik. Persoalan kemudian adalah munculnya anggapan bahwa seakan-akan publik mentolerir kejahatan yang dalam banyak hal sangat berbahaya. (more…)
Post Comments