MEMBACA PEMIKIRAN ORANG
Membaca pemikiran orang lain memang sesuatu yang tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya. Apalagi berkaitan dengan manusia sebagai makhluk yang sosial yang selalu dekat dengan kita. Dan untuk membaca itu semua kita tidak perlu belajar ilmu paranormal atau tukang ramal. Sebab ilmu-ilmu ini boleh jadi membuat kita memperoleh peluang sebagai orang-orang sesat dalam perjalanan hidup.
Kita meyakini, bahwa penampakan perilaku orang dalam bentuk nyata pada saat dia merespon berbagai dinamika kehidupannya, itulah dia . Maksud saya bahwa realitas perilaku yang diperlihatkan itu pada prinsipnya wujud dari perintah pemikirannya. Jadi tidak terlalu sulit membaca pemikiran orang lain melalui perilakunya, untuk sedikit lebih mengerti siapa dia. Contoh sederhananya : bahwa orang yang suka memberi perilakunya beda dengan orang kikir. Biasanya orang yang suka memberi itu raut mukanya memantulkan kasih sayang pada sesama karena idialitas dirinya telah menyatu dengan kemanusiaan sesama. Berbeda dengan orang kikir, tampak pada wajah mereka penuh mencurigai setiap orang datang atau bertemu dengan dia. Tampak pula respon negatif pada sesama, karena idilialitas dirinya tidak pernah menyatu dengan kemanusiaan sesama. Biasanya mereka seperti ini mudah marah, mudah curiga dan mudah berbuat sesuatu untuk memproteksi diri dan segala sesuatu yang dimilikinya.
Ini adalah sebuah contoh kecil saja dari proses kita membaca pemikiran orang lain, dan masih banyak contoh lain yang bisa kita peragakan dalam arti yang lebih luas. Dan dalam perpektif makro, kita membaca pemikiran orang lain untuk memudahkan cara berrkomunikasi dengan mereka. Betul kata pepatah : Tak tahu, tak kenal, tak cinta dan tak sayang. Proses-proses ini harus dilewati dalam membuka komunikasi terhadap sesama.
Persoalan penting kita rasakan adalah sering menemukan komunikasi yang tidak pas dengan orang yang kita ajak bicara. Kendala hanya sederhana saja, yaitu kurang bisa membaca pemikiran pada lawan bicara kita. Sehingga akhir dari komunikasi tersebut menyisakan perasaan saling curiga sekurang-kurangnya perasaan tidak enak dengan orang yang menjadi lawan bicara. Agar terjadi komunikasi yang hangat yang dijiwai rasa persaudaraan untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang kita hadapi maka memahami siapa mereka adalah penting. Dengan demikian membaca pemikiran orang sebenarnya telah membantu kita untuk menyelesaikan persoalan yang sedang mendera kita .
Suatu yang perlu kita sadari bahwa pada saat membaca pemikiran orang jangan menyamakan dia dengan kita. Biarkan dia memiliki apa yang menjadi miliknya, demikian pun kita. Yang harus sama adalah keinginan bersama untuk ikut menyelesaikan problem yang kita hadapi. Maka dengan keinginan bersama tersebut akan terbentuk persaudaraan yang berkesinambungan untuk kepentingan bersama pada hari-hari yang akan datang. Karena itu ada teori komunikasi yang menyebutkan, “Jangan menyisahkan perasaan tidak nyaman pada saat berakhirnya kita berkomunikasi”. Karena perasaan tersebut membawa kepada seseorang enggan berkomunikasi pada waktu-waktu lain. Maka ciptakan perasaan senang dan nyaman pada saat mengakhiri komunikasi itu penting sekali. Karena dengan perasaan tersebut membuat orang senang, bahkan ingin terus menjalin komunikasi kendatipun dia bukan keluarga kita. Inilah yang disebut jauh dimata, tetapi dekat di hati . Begitu pentingnya membaca pemikiran orang sehingga banyak meraih sukses karena bantuan para pihak yang menjadi teman komunikasi kita. Karena didalamnya terdapat konsep sekaligus aplikasi “ taawun “ (saling membantu) dalam proses kehidupan bersama, dalam batasan-batasan tertentu sebagaimana firman Allah : “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, “Sesungguhnya Allah amat berat siksanya” (QS. Al-Maidah : 2)
Jadi membaca pemikiran orang yang saya maksudkan adalah : Bagaimana kita bisa memahami orang dengan mengadaptasi diri kita untuk membangun komunikasi yang sinergi tersebut mempunyai potensi kebaikan yang dapat memberi makna bagi kehidupan bersama. Atau dengan pengertian lain : bahwa dengan membaca pemikiran orang kita akan menjalin silahturahim dalam kebersamaan untuk kemaslahatan (kebaikan). Melalui bahasa tubuh itulah produk pemikiran seseorang, dan dan kita perlu membaca pemikiran orang melalui bahasa tubuh itu (body language) sehingga kita bisa memperoleh gambaran umum siapa mereka/dia .
Post Comments