Home » Artikel » MEMBACA PEMIKIRAN ORANG

MEMBACA PEMIKIRAN ORANG

27 March 2014

mindconnectionMembaca pemikiran orang lain memang sesuatu yang tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya.  Apalagi berkaitan dengan manusia sebagai makhluk yang sosial yang selalu dekat dengan kita. Dan untuk membaca itu semua  kita tidak perlu belajar ilmu  paranormal atau tukang ramal. Sebab ilmu-ilmu ini boleh jadi membuat kita memperoleh peluang  sebagai orang-orang sesat dalam perjalanan hidup.

Kita meyakini, bahwa  penampakan perilaku orang dalam bentuk nyata pada saat dia merespon berbagai dinamika kehidupannya, itulah dia . Maksud saya bahwa realitas perilaku  yang diperlihatkan itu pada prinsipnya wujud dari  perintah pemikirannya. Jadi tidak terlalu sulit  membaca pemikiran orang lain melalui perilakunya, untuk sedikit lebih mengerti siapa dia. Contoh sederhananya : bahwa orang yang suka memberi perilakunya beda dengan  orang  kikir. Biasanya orang yang suka memberi itu  raut mukanya memantulkan  kasih sayang pada sesama karena idialitas  dirinya telah menyatu dengan kemanusiaan sesama. Berbeda dengan orang kikir, tampak pada wajah mereka  penuh mencurigai  setiap orang datang  atau bertemu dengan dia. Tampak pula respon negatif pada sesama, karena idilialitas dirinya  tidak pernah menyatu dengan kemanusiaan sesama. Biasanya mereka seperti ini  mudah marah, mudah curiga dan mudah berbuat sesuatu  untuk memproteksi diri dan segala sesuatu yang dimilikinya.

Ini adalah sebuah contoh kecil saja dari proses kita membaca pemikiran orang lain,  dan masih banyak contoh lain yang bisa kita peragakan dalam arti yang lebih luas. Dan dalam perpektif makro, kita membaca pemikiran orang lain untuk memudahkan cara berrkomunikasi dengan mereka. Betul kata pepatah : Tak tahu, tak kenal, tak cinta dan tak sayang. Proses-proses ini harus dilewati dalam membuka komunikasi  terhadap sesama.

Persoalan penting kita rasakan adalah sering menemukan komunikasi yang tidak pas  dengan orang yang kita ajak bicara. Kendala hanya sederhana saja, yaitu  kurang bisa membaca pemikiran pada lawan  bicara kita. Sehingga akhir dari komunikasi tersebut menyisakan perasaan saling curiga  sekurang-kurangnya perasaan tidak enak dengan orang yang menjadi lawan bicara. Agar terjadi komunikasi  yang hangat  yang dijiwai rasa persaudaraan  untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang kita hadapi maka memahami siapa mereka adalah penting. Dengan demikian membaca pemikiran  orang sebenarnya telah membantu kita untuk menyelesaikan persoalan yang sedang  mendera kita .

Suatu yang perlu kita sadari bahwa pada saat membaca pemikiran orang jangan menyamakan dia  dengan kita. Biarkan dia memiliki apa yang menjadi miliknya, demikian pun kita. Yang harus sama adalah keinginan bersama untuk  ikut menyelesaikan  problem yang kita hadapi. Maka dengan keinginan bersama tersebut akan terbentuk persaudaraan  yang berkesinambungan untuk kepentingan bersama pada hari-hari yang akan datang. Karena itu ada teori komunikasi yang menyebutkan, “Jangan menyisahkan perasaan  tidak nyaman  pada saat berakhirnya kita berkomunikasi”. Karena perasaan tersebut membawa kepada seseorang enggan  berkomunikasi pada waktu-waktu  lain. Maka ciptakan perasaan senang dan nyaman pada saat mengakhiri komunikasi itu penting sekali. Karena dengan perasaan tersebut membuat orang senang,  bahkan ingin terus menjalin komunikasi kendatipun dia bukan keluarga kita. Inilah yang disebut jauh dimata, tetapi dekat di hati . Begitu pentingnya membaca  pemikiran orang  sehingga banyak meraih sukses karena   bantuan para pihak yang menjadi teman komunikasi kita. Karena didalamnya terdapat konsep sekaligus aplikasi “ taawun “ (saling membantu) dalam proses kehidupan bersama, dalam batasan-batasan tertentu sebagaimana firman Allah : “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, “Sesungguhnya Allah amat berat siksanya” (QS. Al-Maidah : 2)

Jadi membaca pemikiran orang yang saya maksudkan adalah : Bagaimana kita bisa memahami orang dengan mengadaptasi diri  kita untuk membangun  komunikasi  yang sinergi  tersebut mempunyai potensi kebaikan  yang dapat memberi makna bagi kehidupan bersama. Atau dengan pengertian  lain : bahwa dengan membaca pemikiran orang kita akan menjalin silahturahim  dalam kebersamaan untuk kemaslahatan (kebaikan). Melalui bahasa tubuh itulah  produk pemikiran  seseorang, dan  dan kita perlu  membaca pemikiran orang  melalui bahasa tubuh itu (body language) sehingga kita bisa memperoleh gambaran umum siapa mereka/dia .

Artikel