Home » Uncategorized » BUTA HATI

BUTA HATI

3 December 2014

buta hatiNabi SAW pernah bersabda “sesungguhnya dalam tubuh manusia terdapat sepotong daging, apabila ia baik, maka baiklah seluruh tubuh, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh, itulah hati. Hadist ini member petunjuk sekaligus pembelajaran (lesson learning) bahwa hati manusia merupakan pusat komando untuk segala perilaku manusia, destruktif, maupun konstruktif. Sebagai pusat komando, hati memegang peranan yang sangat vital bagi manusia, yaitu sebgai tenaga penggerak (generator) bagi penampakkan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya untuk menjaga agar hati ini menjadi pusat komando untuk hal-hal yang baik diperlukan sarana untuk membuat manusia tenang. Sarana itu yang dalam terminology agama disebut “zikir” (mengingat Allah) Perhatikan firman orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram (QS Al-Ra’du : 28). Petunjuk ayat itu sangat jelas bahwa dengan berzikir kepada Allah (mengingat Allah) dapat memberi jaminan untuk ketentraman hati. Artinya hati yang selalu zikir akan selalu tercipta kedamaian/ketentraman, dan hati yang tentram inilah melahirkan perilaku-perilaku yang baik (konstruktif).

Berbeda dengan hati yang buta, yaitu hati yang hampa oleh zikir, maka akan muncul perbuatan-perbuatan destruktif. Hati seperti ini akan merasakan sesuatu yang baik menjadi buruk, demikian sebaliknya. Kata orang bijak bahwa : hati buta sarang dari segala perbuatan buruk, dan perintahnya selalu amar munkar (perintah perbuatan mungkar) dan nahi anil ma’ruf (selalu melarang perbuatan kebaikan ). Berdasarkan hal inilah mengapa di masyarakat ada orang-orang yang berbondong-bondong melakukan kejahatan, sementara itu mereka enggan melakukan kebaikan. Itulah perintah hati yang buta, sehingga orang mengatakan : lebih baik buta mata dari pada buta hati. Hati yang yang buta selalu membisikkan perkataan, bahwa orang lain selalu salah, sementara hanya dirinya yang paling benar, hati yang buta memandang kesalahan sedikit dari orang lain, menjadi salah semuanya, sementara kebaikan yang banyak dari orang lain terhapus begitu saja tanpa penghargaan sedikitpun. Hati yang buta biasanya memulai sesuatu dari berfikir negatif (negative thingking) dari pada berfikir positif (positive thingking). Hati yang buta hanya mau berpihak pada yang salah dan menganggap orang-orang yang baik dan benar menjadi musuh bersama (common enemy), dan hati yang buta tidak mau menerima saran, nasehat atau petunjuk dari siapapun.

Akan sangat berbahaya oarang atau masyarakat yang memiliki indra penglihatan yang normal, tetapi hatinya selalu buta. Disebut demikian karena hati yang buta itu tidak pernah berfikir jujur bahwa yang benar itu benar adanya, dan salah itu salah ada juga. Yang terjadi pemutar balikan fakta dan selalu mencari alasan pembenaruntuk mendukung kesalahannya. Dan biasanya mereka seperti ini hadir dalam masyarakat, maka selalu saja membawa kerusakan/keonaran yang pada gilirannya ikut merusk orang-orang yang baik. Kita dalam pergaulan tidak perlu bertindak diskriminatif mereka sedang buta hati itu, karena ada misi dakwah mengajak mereka berbuat baik , dan mencegah mereka dari perbuatan jelek. Maka dengan misi ini siapa tahu mereka menjadi orang-orang yang dapat kembali pada jalan benar, sungguhpun kewaspadaan kita pada mereka perlu. Alhasil dlam tataran praktis hati yang buta selalu kufur (ingkar) dari pada syukur dan memandang semua hal tersebut selalu dlam bingkai yang salah/jelek kendatipun itu baik/benar. Maka kita perlu banyak berdo’a kepada Yang Maha Kuasa, semoga mereka itu semua bisa menjadi orang-orang baik dalam arti memiliki hati yang baik . Itulah yang biasa kita lakukan untuk mereka.

Uncategorized